Horror Webtoon : Ghost Teller (QTT)
Lebih seram manusia atau setan?
Berhubung sudah cukup lama tidak berbagi perspektif di Medium, sepertinya sangat menarik membahas perspektif dari sebuah karya fiksi. Walaupun hanya fiksi, terkadang ada pesan tersirat yang ingin disampaikan oleh penulisnya. Seperti kata Andrea Hirata juga, fiksi bukan sekedar mengadakan yang tidak ada, fiksi adalah cara berpikir. Dan kegiatan memahami pikiran penulis yang ingin disampaikan dari hasil karyanya adalah hal yang menyenangkan menurutku.
Salah satu platform karya fiksi yang saat ini sedang ramai adalah webtoon, yaitu platform komik digital yang berasal dari Korea Selatan. Kalau begitu, sudah dapat ditebak cerita di platform ini didominasi oleh author Korea Selatan. Sekarang-sekarang sih sepertinya lumayan banyak karya author Indonesia di platform ini. Nah, komik bisa banget jadi alternatif yang menyenangkan untuk pencinta fiksi kalau tidak terlalu sreg dengan karya fiksi dalam bentuk tulisan saja (re: novel).
Seperti karya fiksi lainnya, di webtoon juga terdiri dari banyak genre seperti romance, horror, drama, slice of life, komedi, fantasi, dan action untuk webtoon Indonesia (saat pengetikan artikel ini, baru ngeh ternyata ada pemecahan genre horror menjadi horror dan thriller). Yang akan jadi bahasan kali ini adalah genre horror terbaik yang menguras emosi dan membuatmu pusing sepanjang cerita.
Bukan jenis horror yang menampilkan sosok menyeramkan dan jump scare (karena penulis juga takut kalau jenis cerita ini), tetapi horror yang menjadikan manusia sumber ketakutan tersebut. Tanpa berlama-lama, mari kita bahas salah satu cerita yang memenuhi kriteria tersebut. Ghost Teller oleh QTT!!
Webtoon ini sudah tamat dan terdiri dari dua season dengan inti cerita yang sama tetapi beberapa tokoh yang berbeda. Dua tokoh yang selalu ada di dua season adalah dua pria di tengah gambar di atas. Bisa dibilang mereka seperti pemandu cerita dalam webtoon ini.
Jadi sistem dalam cerita ini sendiri memuat series cerita dari hantu-hantu yang berkumpul di suatu tempat. Mereka menceritakan hal-hal yang mereka takuti sebagai seorang hantu yang ternyata adalah cerita masa lalu mereka sendiri. Dalam satu season bisa terdiri dari cerita beberapa hantu yang satu cerita hantu dapat terdiri dari empat sampai lebih episode.
Awal dibaca pasti akan membingungkan karena peralihan cerita dari tempat para hantu ke flashback terlalu tiba-tiba. Tetapi setelah menyelesaikan satu cerita dapat dipastikan kalian akan berbalik ke episode pertama untuk memastikan apa yang terjadi, karena setiba-tiba itu plot cerita yang awalnya menguras emosi lalu meninggalkan tanda tanya. Akhirnya mencari jawaban di kolom komentar cara yang tepat untuk menjawab rasa penasaran.
Jadi dari beberapa cerita para kematian para hantu, beberapa dari mereka memang menjadi sosok penjahatnya sendiri dan beberapa menjadi korban dari sosok penjahat. Dari saat menyadari inti cerita yang terjadi, rasanya webtoon ini jadi menagih untuk dibaca sampai selesai. Setiap beranjak dari satu kisah, kamu akan terus mencurigai setiap tokoh yang ditampilkan di cerita tersebut. Berpikir mana yang jahat mana yang baik dan beberapa pasti salah tebak karena cerita ini penuh plot twist. Setelah selesai, maka kamu ingin cepat-cepat segera membaca cerita hantu lainnya. Seseru itu!
Daripada penasaran baiknya segeralah meluncur untuk membaca cerita ini, mumpung masih bisa dibaca dengan bebas. Kalian tidak akan menyesal dan cerita ini tidak mengandung jump scare yang biasa ditakuti para penakut genre horror sepertiku. Juga jangan lupakan ceritanya yang cukup ‘berat’ akan membuat kalian berpikir seharian.
Hampir semua cerita menarik dan selalu meninggalkan tanda tanya. Di kolom komentar juga ramai dengan pendapat beberapa orang mengenai cerita yang masuk akal juga. Tetapi kali ini akan diulas cerita yang bisa ditangkap oleh penulis, yaitu part ‘Kisah Nyata Gadis Itu’ (dalam bahasa Indonesia) yang terdiri dari lima episode di season pertama.
Singkat cerita (karena tidak ingin spoiler berlebihan, serius kalian harus baca), kisah ini oleh hantu perempuan yang awalnya seorang idol yang mendapatkan ujaran kebencian. Padahal awal kehidupan sebagai seorang aktris biasa saja, ia hanya ingin melakukan hal kesukaannya yaitu menyanyi dan menari. Sampai akhirna ada skandal yang tidak bisa dijelaskan datangnya dari mana. Dan sintingnya, akan dijelaskan penyebab skandal yang benar-benar tak terduga.
Berlanjut cerita, banyak orang ikut-ikutan memanasi skandal sampai akhirnya muncul skandal lain. Akibatnya si idol semakin dibenci. Bahkan yang paling mengerikan suruhan netizen sampai menyuruh idol ini mati. Cerita ini terlalu gila untuk benara ada dan panel cerita ini rasanya terlalu nyata. Tapi memang begitu adanya.
Di akhir cerita akhirnya si idol perempuan ini tidak kuat lagi dengan hujatan netizen. Ia akhirnya memulai siaran langsung lewat media sosialnya dan di panel ini benar-benar ditunjukkan bagaimana komentar-komentar jahat sampai melecehkan bersebaran. Semua orang tidak ada yang peduli bahkan saat sang idol hanya terdiam. Kalian dapat membaca secara langsung komentar tersebut dan merasa seperti ditujukan pada pembaca. Mungkin agar kekalutan hati sang tokoh dapat pembaca rasakan.
Setelah panel dia memulai siaran langsung, sang idol melanjutkan dengan mengatakan akan memberikan penampilan yang terbaik terakhirnya. Di panel cerita komentar jahat semakin menggila dan orang-orang yang menonton bertambah untuk ikut-ikutan berkomentar. Semakin menyakitkan komentarnya, yang sanggup dilakukan sang idol hanya menangis tanpa satu pun tak peduli.
Siaran terhenti dengan gerakan sang idol yang jatuh dengan suara keras. Ternyata benar, hari itu si idol perempuan mengakhiri hidupnya dengan melompat dari gedung. Semua orang yang datang berlomba-lomba mengasihani sambil merekam kejadian itu. Sungguh sialnya ini adalah kebiasaan kita-kita saat ini. Mengabadikan terlalu banyak momen yang bahkan seharusnya tidak etis untuk direkam. Bencana, kecelakaan, korban meninggal, dan sejenisnya. Lebih dulu konten, menolong perkara nanti.
Walaupun cerita ini fiksi belaka, nyatanya kejadian sejenis sudah banyak terjadi. Kalau berpikir di kehidupan nyata tidak terlalu sadis, tidak juga tuh. Mungkin lebih buruk karena nyatanya fiksi yang sadis benar-benar pernah ada di kehidupan. Lihat saja cerita-cerita dua idol Korea Selatan yang bunuh diri karena ujaran kebencian. Apa yang dipikirkan orang-orang sampai tega mengomentari orang dengan sadis, bahkan sampai menyuruhnya mati?!!
Mungkin ini bisa jadi permenungan untuk kita semua agar lebih peduli tapi juga hati-hati. Kita tak pernah tahu batas kita, juga batas orang lain. Setidaknya jangan lupa untuk sedikit peduli lingkungan mulai sekarang. Apalagi di masa sekarang, perasaan lebih banyak diungkapkan di media sosial. Padahal media sosial sendiri platform orang-orang bebas tanpa identitas sekalipun. Orang bebas mengutarakan isi hatinya, begitu juga para manusia sampah bebas mengomentari orang lain tanpa peduli menyakiti atau tidak.
Akhir cerita ini memberikan konklusi yang tak kalah mengerikan. Rekam jejak digital terlalu fleksibel sehingga ketika mengetahui sang idol sudah meninggal, mereka berlomba-lomba merasa bersalah. Cepat-cepat menghapus postingan jahat mereka dan menenangkan diri tak pernah terlibat. Padahal tanpa mereka sadari (sadar mungkin tapi tidak mau merasa bersalah, dasarnya memang nuraninya sudah mati) tangan keji mereka telah membunuh seorang yang tak bersalah secara sengaja. Ini keji dan dekat dengan kita.
Seseorang pernah berkata, kalau tidak ada hal baik bisa kamu katakan tentang orang lain, sebaiknya diam. Kamu tidak pernah tahu kapan pendapatmu membunuh orang lain. Mari sama-sama introspeksi diri. Harapku, agar fiksi sarkas ini tidak banyak lagi terjadi di kehidupan nyata, kawan-kawan.
— — —
XOXO
20:43
Kamis, 10 Desember 2020